Amalan Bernilai Umrah dan Haji 
Bismillahirrahmaaniirrahiim. Maha Suci Allah yang telaş membuka lebar-lebar pintu rahmat bagi kita semua. Di antara kita ada yang sudah sangat besar kerinduannya berjumpa dengan Baitullah. Namun, mungkin karena satu dan lain hal, pertemuan itu belum juga terlaksana. Maka, Allah membukakan fasilitas amal yang nilai pahalanya setara dengan pahala ibadah haji dan umrah. Alhamdulillah! Amalan apa sajakah itu?
Pertama, shalat fardlu berjamaah di masjid. Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang berjalan menuju shalat wajib berjamaah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.” (HR. Thabrani) Maka, jangan sia-siakan kesempatan shalat berjamaah di masjid. Itu adalah kesempatan emas yang belum tentu kita temukan lagi karena jatah usia tidak ada yang tahu. Kesungguhan kita berjalan menuju masjid untuk shalat berjamaah semoga semakin sungguh pula mendekatkan kita dengan Baitullah. Karena Allah Maha Kuasa mengundang siapa saja di antara hamba hamba-Nya untuk berziarah ke Baitullah.
Kedua, menghadiri majlis ilmu. Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala haji yang sempurna.” (HR. Thabrani) Betapapun zaman sekarang ilmu bisa kita dapatkan dengan mudah dari internet, namun tetap saja tidak bisa mengalahkan keberkahan pertemuan antara murid yang belajar dan guru yang mengajar karena sama-sama mengharapkan ridha Allah Swt. Maka, rajin-rajinlah menghadiri majlis ilmu sehingga kita mendapatkan keberkahan itu. Keberkahan belajar, keberkahan silaturahim, keberkahan berziarah, dan keberkahan lainnya.
Ketiga, berdzikir setelah shalat. Satu ketika, beberapa sahabat datang kepada Rasulullah Saw. Mereka mengadukan ketimpangan antara mereka yang miskin dengan sahabat lain yang kaya. Mereka mengadu bahwa orang-orang yang kaya bisa memiliki derajat yang tinggi karena mereka sama-sama shalat, sama-sama berpuasa, namun orang-orang kaya itu bisa menunaikan haji, umrah, berjihad dan sedekah dengan kekayaannya, sedangkan mereka tidak bisa. Rasulullah Saw. dapat mengerti maksud dari ucapan mereka. Lantas, Rasulullah Saw. bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian dapat mengejar orang yang mendahului kalian dan dengan amalan itu kalian dapat terdepan dari orang yang setelah kalian, dan tidak ada seorangpun yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap selesai shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.” Para sahabat pun mengamalkannya. Namun, tidak lama mereka kembali kepada Rasulullah Saw. dan mengadukan, “Saudara-saudara kami yang punya harta (orang kaya) akhirnya mendengar apa yang kami lakukan dan mereka pun melakukan hal yang semisal itu (berdzikir setelah shalat)” Lantas Rasulullah Saw. tersenyum seraya bersabda, “Inilah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.” (HR. Muslim).
Keempat, berbakti kepada orangtua. Satu saat ada seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah Saw. dan ia sangat ingin berjihad namun ia tidak mampu. Maka, Rasulullah Saw. bertanya kepadanya apakah orangtuanya masih ada atau tidak. Ternyata masih ada, dan Rasulullah Saw. berkata kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah dan berbuat baiklah kepada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka nilainya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Thabrani) Jadi, mari kita amalkan empat anjuran dari Rasulullah Saw. ini secara ikhlas lillaahita’ala. Semoga Allah Ta’ala menerima amalan kita dan mengundang kita untuk beribadah di Baitullah, bersujud kepada Allah di dekat Ka’bah, dan melepas kerinduan kepada Rasulullah Saw. dengan menziarahi makam dan masjidnya. Aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

[Writed by Rashid Satari, Lc. for Synergy Indowisata]