Secara geografis, Mekkah, dahulu namanya Bakkah, sebenarnya lembah yang tandus dan kering. Suhu udara pada musim Haji 2019 kemarin sempat mencapai 41 derajat celcius di siang hari. Berada di antara perbukitan berbatu yang keras dan gersang, hampir tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa lembah kering itu akan menjadi layaknya magnet bagi jutaan orang di dunia. Mekkah telah berwujud kota yang damai dan senantiasa dirindukan baik oleh mereka yang pernah mengunjunginya maupun yang belum.Tonggak penting dari berdirinya kota Mekkah ini adalah doa nabi Ibrahim as. sebagaimana tercantum di dalam Al Quran, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim [14] : 37).
Doa ini beliau panjatkan kepada Allah Ta’ala tatkala beliau meninggalkan istrinya yaitu Siti Hajar dan anaknya yaitu nabi Ismail as. yang kala itu masih bayi. Beliau lakukan hal ini karena tiada lain adalah untuk mentaati perintah Allah Ta’ala. Pun demikian Siti Hajar menerima kenyataan itu sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala. Sungguh, pada keluarga nabi Ibrahim as. ini terdapat keteladanan bagi pasangan suami istri dalam menjalani bahtera rumah tangga.
Allah Ta’ala pun mengabulkan doa nabi Ibrahim tanpa ada yang terlewat. Allah Ta’ala takdirkan air zamzam mengalir di atas tanah Mekkah tatkala Siti Hajar berupaya sekuat tenaga mencari air untuk diberikan kepada bayinya yang sedang kehausan. Air zamzam ini sejak saat itu tidak pernah kering, tidak pernah berhenti mengalir meski sudah milyaran orang datang ke Mekkah dan mengkonsumsinya bahkan membawanya pulang.
Dari air zamzam yang penuh berkah inilah kemudian lembah Mekkah tumbuh menjadi kota yang dituju oleh banyak orang, menjadi persinggahan kafilah-kafilah dagang, bahkan menjadi tujuan orang untuk berpindah dan menetap di sana. Perlahan Mekkah semakin subur, tumbuh dan berkembang. Kota ini tidak pernah kekurangan sumber makanan, air untuk minum dan kebutuhan lainnya, serta berlimpah dengan buah-buahan dan hewan ternah. Persis sebagaimana yang dimintakan oleh nabi Ibrahim as.
Tidak hanya itu, Makkah pun menjadi kota yang selalu dirindukan oleh jutaan orang di dunia. Hati kaum muslimin sedunia senantiasa condong, rindu untuk datang ke Mekkah dan mendirikan shalat di dekat Ka’bah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Siti Hajar menadi istri yang penuh rasa syukur atas segala karunia yang Allah limpahkan kepada mereka. Pun demikian nabi Ismail as. tumbuh menjadi anak yang shalih. Bahkan, dari garis nabi Ismail-lah kemudian hadir sosok nabi Muhammad Saw. dari kota Mekkah sebagai penutup para nabi dan rasul, penyempurna risalah kenabian dan rahmat bagi seluruh alam. Inipun tidak lepas dari doa nabi Ibrahim as., “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al Hikmah (As Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah [2] : 128-129) Nabi Ibrahim as. memang memiliki banyak sekali keutamaan. Beliau memiliki gelar Khaliilullaah (kekasih Allah). Beliaupun memiliki sebutan sebagai Abbul Anbiyaa (bapaknya para nabi) karena memang dalam sejarah disebutkan bahwa dari para nabi yang jumlahnya seratus duapuluh empat ribu dan para rasul yang jumlahnya tiga ratusan itu, hampir sebagian besar merupakan keturunan dari nabi Ibrahim as. termasuk nabi Muhammad Saw. Maka tidak heran jika dalam shalawat pun kita diajarkan untuk memohon kepada Allah agar Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada nabi Muhammad Saw. beserta keluarganya dan kepada nabi Ibrahim as. beserta keluarganya. Demikian sekilas tentang doa nabi Ibrahim as. untuk kota Mekkah. Semoga menjadi penambah semangat kita manakala menempuh ibadah di kota Mekkah Al Mukarramah dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhaanahuwata’aala.
[Writed by Rashid Satari, Lc. for Synergy Indowisata]
Doa ini beliau panjatkan kepada Allah Ta’ala tatkala beliau meninggalkan istrinya yaitu Siti Hajar dan anaknya yaitu nabi Ismail as. yang kala itu masih bayi. Beliau lakukan hal ini karena tiada lain adalah untuk mentaati perintah Allah Ta’ala. Pun demikian Siti Hajar menerima kenyataan itu sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala. Sungguh, pada keluarga nabi Ibrahim as. ini terdapat keteladanan bagi pasangan suami istri dalam menjalani bahtera rumah tangga.
Allah Ta’ala pun mengabulkan doa nabi Ibrahim tanpa ada yang terlewat. Allah Ta’ala takdirkan air zamzam mengalir di atas tanah Mekkah tatkala Siti Hajar berupaya sekuat tenaga mencari air untuk diberikan kepada bayinya yang sedang kehausan. Air zamzam ini sejak saat itu tidak pernah kering, tidak pernah berhenti mengalir meski sudah milyaran orang datang ke Mekkah dan mengkonsumsinya bahkan membawanya pulang.
Dari air zamzam yang penuh berkah inilah kemudian lembah Mekkah tumbuh menjadi kota yang dituju oleh banyak orang, menjadi persinggahan kafilah-kafilah dagang, bahkan menjadi tujuan orang untuk berpindah dan menetap di sana. Perlahan Mekkah semakin subur, tumbuh dan berkembang. Kota ini tidak pernah kekurangan sumber makanan, air untuk minum dan kebutuhan lainnya, serta berlimpah dengan buah-buahan dan hewan ternah. Persis sebagaimana yang dimintakan oleh nabi Ibrahim as.
Tidak hanya itu, Makkah pun menjadi kota yang selalu dirindukan oleh jutaan orang di dunia. Hati kaum muslimin sedunia senantiasa condong, rindu untuk datang ke Mekkah dan mendirikan shalat di dekat Ka’bah untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Siti Hajar menadi istri yang penuh rasa syukur atas segala karunia yang Allah limpahkan kepada mereka. Pun demikian nabi Ismail as. tumbuh menjadi anak yang shalih. Bahkan, dari garis nabi Ismail-lah kemudian hadir sosok nabi Muhammad Saw. dari kota Mekkah sebagai penutup para nabi dan rasul, penyempurna risalah kenabian dan rahmat bagi seluruh alam. Inipun tidak lepas dari doa nabi Ibrahim as., “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al Hikmah (As Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah [2] : 128-129) Nabi Ibrahim as. memang memiliki banyak sekali keutamaan. Beliau memiliki gelar Khaliilullaah (kekasih Allah). Beliaupun memiliki sebutan sebagai Abbul Anbiyaa (bapaknya para nabi) karena memang dalam sejarah disebutkan bahwa dari para nabi yang jumlahnya seratus duapuluh empat ribu dan para rasul yang jumlahnya tiga ratusan itu, hampir sebagian besar merupakan keturunan dari nabi Ibrahim as. termasuk nabi Muhammad Saw. Maka tidak heran jika dalam shalawat pun kita diajarkan untuk memohon kepada Allah agar Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada nabi Muhammad Saw. beserta keluarganya dan kepada nabi Ibrahim as. beserta keluarganya. Demikian sekilas tentang doa nabi Ibrahim as. untuk kota Mekkah. Semoga menjadi penambah semangat kita manakala menempuh ibadah di kota Mekkah Al Mukarramah dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhaanahuwata’aala.
[Writed by Rashid Satari, Lc. for Synergy Indowisata]